BONE, RADARBONE.FAJAR.CO.ID-Taman yang dibangun pemerintah daerah di beberapa titik dalam kota terbengkalai. Padahal untuk pembangunan taman ini anggaran yang dihabiskan mencapai ratusan juta rupiah. Taman-taman ini dibiarkan tak terurus. Ironisnya, OPD terkesan cuci tangan tangan dan saling lempar tanggungjawab.
Pantauan RADAR BONE, taman-taman ini tersebar di sejumlah titik di wilayah kota, seperti di Jl Dr Wahidin Sudiro Husodo yang dikenal dengan nama Taman Lontara. Kemudian di depan Masjid Al Markaz Al Ma’arif diberi nama Taman Masjid. Ada pula Taman Pojok di perempatan Jl MH Thamrin dan Jl Kawerang serta taman lainnya di kawasan Terminal Petta Ponggawae dan Stadion Lapatau Matanna Tikka.
Sejatinya kehadiran taman-taman ini mempercantik wajah kota. Namun malah ditumbuhi rumput liar, sehingga terkesan semrawut. “Kalau taman itu yang di sekitar Terminal Petta Ponggawae, memang dari dulu begitu terus saya lihat, semenjak sudah dibangun yah begitu tidak terurus. Tak ada perubahan, lihat saja rumputnya tinggi-tinggi,” kata Sopian salah seorang warga.
Ironisnya fasilitas yang ada di taman itu juga tak terurus. Termasuk tempat duduk yang mulai rusak dan lampu penerangan yang tak lagi berfungsi. “Padahal taman ini bisa dimanfaatkan warga untuk bersantai sembari menunggu waktu salat berjamaah. Karena lokasinya hanya beberapa meter dari masjid yang ada di kompleks terminal,” ucapnya.
Kondisi tak jauh berbeda terlihat di taman Lapatau di kompleks Stadion Lapatau Bone. Bahkan saat malam hari tak ada penerangan di kawasan ini dan minim pengawasan. Sangat rawan dijadikan tempat mesum.
“Kalau ini palingan petugas pemotong rumput yang pernah saya lihat, kalau kaya membetulkan yang rusak itu tak ada,” terang Ervan salah seoarang warga. Tak terurusnya taman-taman ini tidak terlepas dari tak adanya lagi SKPD yang bertanggungjawab sebagai pengelola.
“Ini bukan kewenangan kami, tak ada di sini kalau itu (Taman). Kami di sini hanya mengurus yang depan saja, Taman Arung Palakka beserta air mancur saja. Sisanya itu ditangani DLH,” kata Kadis Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bone, Budiono Kepada RADAR BONE, Minggu 10 April kemarin.
Budiono menyebutkan, kewenangan penanganan dan pemeliharaan taman berpindah ke DLH sejak 2022 tahun ini. “Jadi bukan lagi kami yang mengurusi taman,” ucapnya.
Sebaliknya pihak Dinas Lingkungan Hidup mengakui adanya pelimpahan wewenang pengelolaan taman. Namun sayangnya anggaran untuk pemeliharaan taman baru akan dianggarkan tahun depan.
“Iye, memang ada pengalihan tanggung jawab pengurusan taman dari Perkimtan ke DLH. Tugas dan tanggung jawabnya baru diserahkan sementara anggarannya baru mulai tahun depan dianggarkan,” kata Dray.
Meski belum dianggarkan, namun DLH kata Dray tetap akan melakukan penataan. “Kita mulai pelan-pelan, sebisanya kita dulu. Intinya tetap bergerak walaupun belum maksimal,” tukasnya.
Diketahui, anggaran pembangunan taman menguras dana tak sedikit. Mencapai Rp175 juta per taman.
Selain taman kota, taman Arung Palakka juga sempat disorot warga karena terkesan tidak terurus. Hingga kemudian setelah pemberitaan di RADAR BONE muncul, Dinas Perkimtan kemudian mempercantik taman itu dan menguras air yang kotor dengan air yang lebih jernih.
Anggota DPRD Bone, HA Suaedi menyayangkan, taman air kota yang dibangun dengan anggaran ratusan juta rupiah, justru tak terurus.
“Saya berharap dinas terkait memperhatikan aspirasi warga, sehingga taman-taman kota di Bone bisa dimanfaatkan warga dengan baik,” tandasnya.
Terpisah, praktisi sosial, Rahman Arif menilai proyek yang dibangun pemerintah kabupaten, lebih banyak yang mubazir.
“Contohnya taman kota. Tujuan dibangun kan, untuk dimanfaatkan masyarakat. Tapi bukannya dinikmati, justru kesannya proyek mubazir yang dibangun dinas terkait,” kritik Rahman.
baharradarbone@gmail.com