Omong-omong Kekosongan Gagasan Calon Bupati Bone

  • Bagikan

Oleh: Enaldi
Mahasiswa Asal Bone

Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana Universitas Brawijaya

 Debat pilkada Calon Bupati Bone yang dihelat oleh KPU Bone cukup memberikan standing point bahwa Kapasitas dan Pemahaman Calon Terhadap Urgensi Strategis Dipertanyakan. Ketidaktepatan calon dalam merespon tema debat menunjukkan minimnya pemahaman terhadap isu strategis yang penting bagi masyarakat Bone. Ini dapat memunculkan keraguan akan kapasitas calon dalam memahami kebutuhan daerah, yang pada akhirnya akan menentukan bagaimana mereka dapat meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan masyarakat secara nyata. Ada banyak waktu yang terbuang sia-sia yang tidak dimanfaat dengan baik untuk memaparkan visi misi dalam segmen debat pertama ini.

Minimnya Pemahaman Terhadap Isu Strategis dalam Pembangunan Ekonomi Lokal

Masyarakat Bone menggantungkan perekonomiannya pada sektor pertanian, perikanan, dan usaha kecil menengah (UKM). Setiap program yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bone harus mempertimbangkan potensi dari sektor-sektor tersebut. Namun, para kandidat calon bupati dalam debat ini tampak belum memiliki rencana yang jelas dan berbasis data untuk memberdayakan ekonomi lokal. Ketiga calon tidak menawarkan solusi spesifik yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian atau perikanan, ini mengindikasikan kurangnya pemahaman terhadap potensi daerah.

Bahkan, dalam hal ekonomi lokal yang menyangkut kesejahteraan, tidak ada rencana kerja yang menggambarkan strategi untuk mendukung pelaku UKM agar mampu bersaing dan berkembang. Seharusnya, calon dapat memaparkan program-program seperti pembentukan koperasi, pelatihan manajemen usaha, atau pemberian modal usaha yang dapat memberdayakan masyarakat. Kekosongan gagasan ini menciptakan persepsi bahwa para calon tidak memahami kebutuhan dasar ekonomi masyarakat Bone dan tidak memiliki visi yang jelas dalam membangun ekonomi lokal yang kuat. Tanpa pemahaman yang mendalam, kebijakan yang dirancang akan berisiko tidak menjawab kebutuhan masyarakat, yang pada akhirnya bisa melemahkan kepercayaan publik.

Kurangnya Komitmen untuk Pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan

Salah satu isu strategis yang perlu diperhatikan di Bone adalah pembangunan yang inklusif, yaitu pembangunan yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Namun, debat pilkada yang baru saja berlangsung tidak banyak menunjukkan bahwa calon memiliki program inklusif yang jelas dan spesifik. Padahal, konsep inklusivitas sangat penting, terutama bagi kelompok rentan seperti masyarakat di daerah terpencil, difabel, pemuda, dan perempuan. Ketidaktepatan calon dalam menyusun kebijakan yang mempertimbangkan semua lapisan masyarakat mengindikasikan adanya keterbatasan visi dalam membangun Bone secara menyeluruh.

Pembangunan yang berkelanjutan adalah poin penting lainnya, terutama dalam konteks pembangunan infrastruktur dan lingkungan. Misalnya, calon dapat menjelaskan rencana untuk membangun jalan yang menghubungkan desa-desa terpencil yang selalu dikeluhkan oleh masyrakat  serta peningkatkan akses terhadap layanan kesehatan dan pendidikan. Program semacam ini akan membawa dampak langsung terhadap kesejahteraan masyarakat. Namun, jika calon tidak memperhatikan inklusivitas dan keberlanjutan dalam perencanaan, maka masyarakat di daerah yang paling membutuhkan justru akan tertinggal. Hal ini juga mencerminkan bahwa calon belum sepenuhnya memahami bagaimana menciptakan kesejahteraan yang merata dan berjangka panjang, yang pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Ketidakmampuan Calon dalam Merespon Urgensi Pendidikan sebagai Pondasi Kesejahteraan

Sektor pendidikan merupakan faktor fundamental dalam peningkatan kesejahteraan jangka panjang. Pendidikan yang berkualitas akan melahirkan generasi yang lebih siap menghadapi tantangan dan mampu meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri. Sayangnya, tanggapan yang diberikan para calon dalam debat tidak banyak menyinggung rencana untuk memperbaiki sektor pendidikan di Bone. Hal ini sangat disayangkan, karena pendidikan yang baik adalah salah satu kunci untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti penyediaan fasilitas sekolah yang memadai, pelatihan guru, beasiswa bagi siswa berprestasi yang sudah menjadi masalah yang tidak kunjung diselesaikan serta penerapan teknologi untuk mendukung pembelajaran. Program-program ini seharusnya menjadi bagian dari gagasan para calon untuk meningkatkan kesejahteraan di Bone. Namun, ketidakhadiran ide-ide konkret ini dalam debat mengindikasikan bahwa calon bupati belum memiliki pemahaman yang mendalam mengenai pentingnya pendidikan sebagai pondasi kesejahteraan jangka panjang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa para kandidat belum memahami urgensi untuk membangun sektor pendidikan, yang mana hal ini dapat berdampak negatif pada kualitas sumber daya manusia di masyarakat bone.

Kondisi ini dapat memunculkan keraguan di kalangan masyarakat terkait kapasitas calon dalam menyusun kebijakan yang relevan dan berdaya guna. Masyarakat Bone membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memahami tantangan sosial dan budaya tetapi juga mampu menawarkan solusi yang nyata dan berkelanjutan demi kemajuan sosial yang harmonis dan kaya akan nilai budaya.

  • Bagikan

Exit mobile version