Pilakada Bone: Janji Politik Fantasi

  • Bagikan

Penulis: Enaldi

Mahasiswa Asal Bone/Ketua Forum Komunikasi Mahasiswa Pascasarjana Universitas Brawijaya

Pasca debat pertama dan kedua Pilkada Bone yang di helat oleh KPU, kita bisa melihat sejauh mana kandidat kepala daerah mampu meramu dan menyampaikan gagasan mereka kepada publik. Setiap calon tampak berusaha menggambarkan visi-misi mereka diarena debat.

Visi – Misi diatas kertas

Dalam arena debat Pilkada Bone pertama dan kedua, seluruh kandidat calon Bupati lebih memilih untuk membaca teks visi misi mereka, sebuah tindakan yang mencerminkan kurangnya persiapan yang matang serta ketulusan dalam menyampaikan gagasan dan program yang mereka tawarkan.

Pembacaan teks semacam ini justru menegaskan ketidakmampuan calon untuk terhubung secara emosional dengan audiens dan masyarakat Bone, yang seharusnya menjadi pusat perhatian dalam sebuah debat politik. Debat seharusnya bukan hanya menyampaikan narasi formal, tetapi juga menunjukkan keyakinan, semangat, dan komitmen nyata terhadap masalah masyarakat.

Calon harus mampu menggugah audiens dengan ide yang jelas dan autentik, tanpa bergantung pada teks yang membatasi interaksi. Pembacaan teks yang kaku justru memberi kesan bahwa visi dan misi mereka disampaikan tanpa keterlibatan pribadi atau rasa tanggung jawab terhadap perubahan yang dijanjikan.

Jika visi dan misi hanya dibaca dari teks, pesan yang disampaikan terasa jauh dan tidak meyakinkan, seperti janji tanpa dasar yang kuat. Debat seharusnya menjadi kesempatan bagi calon untuk menunjukkan pemahaman mendalam tentang tantangan masyarakat dan ketulusan dalam mewujudkan perubahan yang mereka tawarkan.

"Symptom solution"
"Symptom solution" atau "solusi gejala" merujuk pada pendekatan visi misi kandidat yang berfokus pada penuntasan masalah tanpa memperbaiki akar penyebabnya. Dalam konteks manajemen atau kebijakan publik, solusi semacam ini hanya memberikan hasil sementara yang dapat meredakan masalah jangka pendek, tetapi tidak menyelesaikan masalah secara menyeluruh atau berkelanjutan.

Kabupaten Bone masih seperti kebanyak daerah lainnya yang masih sangat bergantung pada pendapatan dari pajak, termasuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). PBB merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang membantu mendukung berbagai kebutuhan anggaran, seperti pembangunan infrastruktur, peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan, dan layanan masyarakat lainnya.

Janji Politik untuk mengratiskan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)" yang ditujukan untuk meringankan beban masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, memiliki beberapa dampak penting yang perlu dipertimbangkan, terutama dari segi keberlanjutan fiskal dan perkembangan ekonomi daerah. Menggratiskan PBB dianggap mampu meringankan beban ekonomi bagi masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, karena mereka memiliki lebih banyak dana untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Namun, jumlah PBB yang umumnya relatif kecil mungkin tidak signifikan untuk benar-benar meningkatkan kesejahteraan secara substansial. Kebijakan seperti ini tidak menyentuh masalah-masalah fundemental yang mempengaruhi kesejahteraan, seperti kesempatan kerja, kualitas pendidikan, dan akses terhadap layanan kesehatan.

Tanpa adanya program pembangunan ekonomi yang mendalam, dampak penghapusan PBB pada kesejahteraan masyarakat hanya bersifat sementara.

Pendidikan Gratis
Pendidikan adalah salah investasi jangka panjang. Program Seragam Sekolah Gratis untuk Siswa dapat dikategorikan sebagai janji politik populis, terutama jika tujuannya adalah untuk menarik dukungan masyarakat secara luas, terutama dari kalangan keluarga miskin atau berpendapatan rendah.

Janji semacam ini sering kali digunakan dalam kampanye politik karena dapat memberikan kesan perhatian dan kepedulian terhadap masalah pendidikan, yang memang merupakan isu penting di banyak daerah, termasuk di Kabupaten Bone. Program ini bisa mengalihkan perhatian dari isu-isu yang lebih mendalam dan lebih sulit dipecahkan, seperti kualitas pendidikan, kesetaraan akses pendidikan, atau peningkatan daya saing pendidikan.

Kata gratis sangat mudah dipahami dan diterima oleh masyarakat, terutama orang tua yang merasa kesulitan untuk memenuhi biaya pendidikan anak-anak mereka. Menyediakan seragam gratis bagi siswa akan langsung terasa manfaatnya dan bisa mengurangi beban biaya pendidikan yang biasanya dianggap sebagai hambatan.

Janji seperti ini jika tidak disertai dengan kebijakan yang lebih komprehensif dalam meningkatkan kualitas pendidikan, program ini hanya menjadi solusi permukaan tanpa menuntaskan masalah-masalah struktural yang ada. Pengurangan biaya untuk seragam bisa dianggap sebagai "pencitraan" yang lebih bersifat sesaat dan kurang memberi dampak nyata terhadap peningkatan kualitas pendidikan secara keseluruhan.

Pendidikan berkualitas adalah investasi jangka panjang yang tidak hanya menentukan masa depan individu, tetapi juga masa depan Bone dan negara secara keseluruhan. kualitas pendidikan yang sesungguhnya terletak pada kemampuan untuk mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperlukan untuk menghadapi tantangan masa depan.

Perbaikan infrastruktur jalan
Perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Bone adalah langkah krusial dalam mendukung perkembangan ekonomi dan sosial. Namun, untuk mencapai hasil yang optimal, perlu adanya perencanaan yang matang, pembiayaan yang efisien, dan pengawasan yang ketat.

Pemerintah daerah harus memperhatikan kebutuhan masyarakat, kemampuan anggaran, serta keberlanjutan proyek agar manfaat perbaikan jalan dapat dirasakan dalam jangka panjang. Namun rencana kebijakan untuk menurunkan status jalan kabupaten menjadi jalan desa dengan tujuan mempercepat perbaikan infrastruktur di Kabupaten Bone adalah kebijakan yang terlihat pragmatis dan langsung mengatasi masalah infrastruktur jalan yang rusak atau kurang layak.

Namun, kebijakan ini juga memiliki dampak yang perlu dianalisis secara mendalam dari segi kebijakan dan dampak yang ditimbulkan, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Secara umum, desa memiliki anggaran terbatas yang tidak dapat diandalkan untuk menangani proyek besar seperti perbaikan jalan. Sebagian besar dana desa biasanya dialokasikan untuk program-program dasar seperti pembangunan infrastruktur kecil, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

Dengan adanya kebijakan ini, pemerintah desa akan dipaksa untuk mengalihkan sebagian besar anggarannya untuk pemeliharaan jalan, yang bisa mengorbankan program lain yang juga vital bagi masyarakat desa. Perbaikan jalan di Kabupaten Bone memerlukan pendekatan yang holistik, melibatkan perencanaan matang, pendanaan yang cukup, pemilihan teknologi yang tepat, serta kolaborasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan langkah-langkah yang tepat, kualitas infrastruktur jalan di Kabupaten Bone dapat meningkat secara signifikan, mendukung perekonomian, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Dalam momentum pilkada ini. Para kandidat menawarkan janji dapat mengundang daya tarik dan memberikan kesan perhatian terhadap masalah-masalah dasar masyarakat. Namun, janji-janji ini sering kali terjebak dalam dalam jebakan populisme yang lebih fokus pada solusi instan yang bersifat sementara, bukan pada perbaikan struktural yang mendalam. Jika tidak diimbangi dengan visi yang lebih mendalam dan solusi komprehensif, hanya akan memperburuk ketergantungan masyarakat terhadap kebijakan sesaat yang tidak mengatasi akar permasalahan.

 Pemilih di Kabupaten Bone harus cerdas dalam menilai, tidak hanya berdasarkan janji-janji yang tampak menguntungkan, tetapi juga dengan melihat bagaimana calon pemimpin tersebut merencanakan kebijakan yang tidak hanya menangkap perhatian sesaat, tetapi juga memberi dampak nyata dan berkelanjutan untuk kemajuan daerah dalam jangka panjang. Tanpa perubahan yang menyentuh akar permasalahan, janji politik ini akan tetap menjadi ilusi yang menjauhkan Bone dari pembangunan yang sesungguhnya.(*)

  • Bagikan

Exit mobile version