Nasib Warga Polewali Kajuara Pasca Jembatan Gantung Ambruk, Air Sungai Meluap Warga Terisolir

  • Bagikan
11 Agustus 2022

BONE, RADARBONE.FAJAR.CO.ID--Warga dua desa di Kecamatan Kajuara yakni Desa Polewali dan Mallahae, kembali terisolir akibat air sungai meluap.

Warga hanya bisa menggunakan perahu menyeberang pasca embatan gantung yang menjadi satu-satunya akses masyarakat di desa itu ambruk.

Namun, karena air sungai meluap dan arusnya sangat deras Kamis 11 Agustus 2022, warga tidak bisa lagi menyeberang.

Yang paling terdampak adalah siswa. Mereka tidak bisa ke sekolah karena tidak ada akses lain.

"Ini harus disikapi secepatnya. Harus segera dibangun jembatan disana. Kasihan warga Desa Polewali dan Mallahae," kata Anggota DPRD Bone, Bustanil Arifin Amry.

Diketahui, jembatan Polewali Desa Polewali Kecamatan Kajuara usianya sudah uzur. Dibangun sejak tahun 1994.

Jembatan ini runtuh Jumat malam 5 Agustus 2022 dan nyaris merenggut belasan nyawa.

Peristiwa itu bermula saat rombongan warga mengantar kerabatnya yang sakit. Warga yang sakit tersebut hendak dibawa ke Puskesmas Kajuara.

Dalam rombongan tersebut ada Kepala Desa Polewali, Hamrun. Saat warga yang sakit tersebut sudah diseberangkan, kepala desa bersama belasan warga lainnya kemudian menyusul. Namun saat sampai ditengah, jembatan ini tiba-tiba bergoyang dan ambruk. Sang kades dan belasan warga lainnya tercebur ke sungai. Beruntung cepat dievakuasi.

Bustanil mengatakan, jembatan ini memang sudah tidak layak. “Bukan lagi harus diperbaiki, tetapi harus diganti,” katanya.

Ia mengaku ada ratusan warga di dua desa yang bergantung dari jembatan gantung ini. Desa yang dimaksud yakni Desa Polewali dan Mallahae.
“Untuk ke ibu kota kecamatan, akses terdekat harus melewati jembatan ini. Ada jalur lain lewat Gona cuman jaraknya sangat jauh. Apalagi ruas Gona juga sementara ditutup karena sementara ada pengerjaan jalan beton,” ucapnya.

Bustanil juga menegaskan, soal anggaran, dana Belanja Tak Terduga (BTT) bisa dialihkan kesana.

“Masih banyak dana APBD yang bisa digunakan. Salah satunya, BTT,” kuncinya.

Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bone, H Askar mengaku, sementara mencari solusi terbaik untuk penanganan darurat.

Mantan Kadis PSDA Bone itu mengaku, untuk perbaikan menyeluruh jembatan tersebut butuh anggaran Rp1 miliar.

"Itu kalau konstruksi jembatan gantung. Kalau beton, anggarannya lebih besar lagi mencapai Rp10 miliar lebih," katanya.

*

  • Bagikan

Exit mobile version