Proyek Ruas Ahmad Yani – Jend Sudirman Disorot, Progres Lamban, Diduga Tak Sesuai Bestek

  • Bagikan

WATAMPONE, RADARBONE.FAJAR.CO.ID--Proyek perbaikan jalan jalan nasional ruas Ahmad Yani dan Jalan Jend Sudirman disorot. Selain kualitas, progres pengerjaan proyek ini dinilai sangat lamban. Hampir setiap hari terjadi kemacetan di ruas ini, utamanya di jam kerja. Hal mencolok terlihat pada pengerjaan got dan median jalan yang progresnya baru mencapai 35 persen.

Proyek perbaikan ruas jalan Jend Ahmad Yani dan Jenderal Sudirman menguras anggaran tidak sedikit. Proyek ini dianggarkan Rp20.190.914.900. Sayangnya anggaran besar yang dialokasikan dinilai tidak sepadan dengan kualitas proyek, utamanya median jalan.

Diketahui, anggaran yang digunakan bersumber dari dana inpres Kementerian PUPR yang diatur melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2023 Percepatan Peningkatan Konektivitas Jalan Daerah.
Pantauan RADAR BONE, Minggu 12 November kemarin, terlihat konstruksi beton yang digunakan untuk drainase atau got, banyak yang retak. Belum lagi media jalan kualitasnya dinilai sangat buruk. Diduga kuat campuran semen dan sirtu proyek ini dimainkan.

"Pasti namainkan campurannya itu. Masa begitu kualitas cornya, baru disentuh sedikit pinggirannya sudah hancur," kata salah seorang warga, Irman.

Dari papan proyek yang terpasang di samping Masjid Al Markaz Al Maarif, nilai kontrak untuk pengerjaan ruas tersebut sebesar Rp20.190.914.900 dengan masa pelaksanaan 150 hari kalender. Proyek ini ditangani PT Amal Loponindo. Perusahaan ini diketahui milik Heru beralamat di Kelurahan Bukaka.

Warga lainya yang merupakan salah seorang ASN di lingkup Pemkab Bone, Sumarlin mengaku hampir setiap hari terjadi kemacetan, karena adanya pengerjaan got yang tak kunjung rampung. "Utamanya jam-jam kerja itu. Alat berat yang beroperasi siang hari, belum lagi truk yang mengangkut sirtu berjejer di lokasi. Jadinya kendaraan pribadi susah melinta pak," ucapnya.

Harusnya kata dia, pengerjaan dilakukan malam hari, sehingga tidak mengganggu aktivitas warga. "Termasuk percepat pelaksanaan proyeknya. Apalagi ruas Ahmad Yani dan Jend Sudirman, jalan utama, jalur sibuk," tukasnya.

Ketua Komisi III DPRD Bone, HA Suaedi SH MH menegaskan, kualitas dan ketepatan waktu dari proyek infrastruktur harusnya menjadi prioritas.

"Jangan seperti yang terjadi selama ini. Baru satu tahun lebih dikerja, hotmiksnya sudah rusak. Kan sama halnya mubasir," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua Komisi II DPRD Bone, A Muh Idris Alang meminta Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang untuk tegas. Kontraktor yang selama ini dianggap bermasalah menangani proyek, agar menjadi pertimbangan.

Ia juga meminta Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) agar selektif. Karena jika ada perusahaan yang memonopoli pekerjaan, bisa berdampak pada kualitas proyek.

"Kontraktor sudah dapat dua atau tiga, yah berikan juga ke kontraktor lokal lain. Nah yang terjadi ini, kontraktor itu dapat proyek besar dan proyek kecil jadi menumpuk pengerjaannya," tegasnya.

Dampak buruk lainnya lanjut Idris Alang, proyek tidak bisa selesai tepat waktu dan akhirnya menjadi utang yang mengganggu APBD. "Ini di APBD 2023 luar biasa utang pemda yang menganggu APBD. Karena rekanan yang harusnya diputus kontrak karena proyeknya menyeberang, tetapi masih diperpanjang. Jadinya anggaran yang menyeberang itu menjadi utang lagi. Harusnya, kalau kontraknya sudah habis, putus saja dan kita berhitung berapa volume yang selesai, itu yang dibayar. Jangan kontraknya sudah habis, diperpanjang lagi dan akhirnya proyeknya menyeberang dan menjadi utang," tutupnya.

Diketahui, ada sejumlah proyek di Bone yang progressnya sangat lamban. Selain ruas Ahmad Yani dan Jend Sudirman, juga proyek ruas Lamurukung-Cenrana dan yang paling banyak menyita perhatian tentu proyek Bola Soba yang bahan baku utamanya saja belum tiba di Bone.

Sebelumnya, Kadis Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bone Ir H. Askar, ST mengatakan tahun ini pemerintah Kabupaten Bone mendapat tiga paket pengerjaan ruas jalan nasional. Masing-masing Ruas Jalan Jend Ahmad Yani, Jalan Jend Sudirman dan ruas Sumpanglabbu.
"Terkhusus jalan nasional jalur Taccipi, Sumpang Labbu dan Koppe bakal menelan angaran sebesar Rp48 miliar lebih," ujar Kadis Bina Marga.

Ia menegaskan, sesuai instruksi Pj Bupati, agar rekanan memperhatikan kualitas proyek. "Memang penekanan kami, soal kualitas proyek dan itu mutlak harus dilaksanakan," tukasnya kepada RADAR BONE beberapa hari lalu.

Sementara Direktur PT Amal Loponindo, Heru yang berusaha dikonfirmasi RADAR BONE memilih bungkam. Ia mengaku enggan menanggapi sekaitan proyek tersebut dengan alasan, pengerjaan masih berjalan.

*

  • Bagikan