Silaturahmi KB La Page Arung Mampu Arung Sijelling Arung Maloloe Ri Bone, Anak Cucu: Andi Damis, Andi Fashar, Andi Baso Bone, Andi Amran, A Panaungi, Andi Promal dan Andi Romi

  • Bagikan

WATAMPONE, RADARBONE.FAJAR.CO.ID--Sekitar 300-an Wija La Page Arung Mampu Arung Sijelling Arung Maloloe Ri Bone, mengadiri silaturahmi yang digelar di Hotel Sarlim, Minggu 30 Juni 2024 tadi.

Hadir dalam pertemuan itu, Kadis Pariwisata Bone, Andi Promal Pawi. Ketua Umum Wija Arumpone, Andi Bau Zaldi Datu Appo Mappanyukki, Irjen Pol (Purn) A Damis Nur, Andi Haedar Petta Bate (Penasihat Wija Arumpone) dan A Panaongi Petta Wawo (Pembina Wija Arumpone).

Selain itu, anak-keturunan seperti Petta Suro (A Muh Yahya), A Massawerang, A Maggulinra Petta Tare, A Makkulau Petta Rala, Andi Tenri Senong, Andi Time petta langi adik kandung ibunya Andi Amran, Andi Seno Petta Lebbi, A Akbar Petta Rani dan A Veran Pawi.

Ketua Panitia A Irwansyah Arifuddin mengemukakan, bahwa acara itu hanya dipersiapkan dalam waktu sepekan.

"Syukur alhamdulillah bisa berjalan sesuai rencana. Kami hanya bekerja sepekan untuk mempersiapkan acara ini," tegasnya.

Sebagai sesama Wija La Page Arung Mampu Arung Sijelling Arung Maloloe ri Bone, kita harus kompak. "Tidak mudah diadu domba, dipecah-pecah karena informasi yang tidak jelas. Persoalan silsilah, itu sama Ilmu Pasti. Jelas asalnya. Jelas garis keturunannya. Tidak ada perdebatan lagi," tegasnya.

Ketua Umum Wija Arungpone, Andi Bau Zaldi Datu Appo Mappanyukki dalam acara itu, juga mempertegas soal hal itu. "Malah seharusnya, kita patut berbangga, ada Wija La Page Arung Mampu Arung Sijelling Arung Maloloe ri Bone, bisa berkiprah di pemerintahan pusat," ujarnya.

Ditambahkan, dengan melahirkan wija-wija terhormat yang mengangkat nama Bone, sejatinya harus saling mendukung.

"Sebagai satu bingkai persaudaraan dalam satu rumpun keluarga, tidak boleh saling menjatuhkan. Tapi saling support dan menjaga sesama," kuncinya.

Salah seorang Wija La Page Arung Mampu Arung Sumaling Arung Maloloe ri Bone, Andi Amran Sulaiman yang saat ini sukses berkiprah di pemerintahan pusat, sebagai Menteri Pertanian, harus didukung bersama-sama.

"Tentu, kita semua berbangga atas prestasi yang diraih bapak Andi Amran Sulaiman. Salah seorang keluarga kita dipercaya presiden duduk di kabinetnya," ujar Andi Bau Zaldi.

Dan tentu, kata dia, dengan nazab yang menerangkan garis keturunannya, semakin meyakinkan kalau memang adalah keluarga besar dari La Patau Matanna Tikka, Raja Bone ke-16.

"Kalau beliau kelurga saya. Saya Sangat yakin," katanya.
Sementara itu, Andi Baso Bone juga ketua tim yang dibentuk untuk menelusuri nazab dari Andi Amran Sulaiman, menegaskan kalau itu sangat jelas sekali kalau dari garis La Patau Matanna Tikka.

"Baik dari garis keturunan bapaknya maupun ibunya, semua jelas. Kami sudah melakukan penelitian. Bukan hanya sekarang, tapi dari jauh-jauh hari, sekitar 2019. Dari nazab bapaknya, memiliki stamboon No. 412/413 - 1 1/2 - B - 17 - 02 - 1940 yang ditetapkan tahun 1940 di Watampone oleh Andi Panggeleng Petta Tekko (Arung Sumaling) dan disahkan La Mappasere Arung Ta (Ketua Dewan Adat Tujuh Kerajaan Bone)," jelasnya.

Sedangkan dari nazab ibunya, diketahui stamboonya bernomor register T.10-II.140/141 / 2 1/2 - B - 07 - 02 - 1939, ditetapkan tahun 1939 di Watampone, disaksikan Dg Palawa dan ditetapkan oleh Sulewatan Amali, Lapanggeleng Dg Matekko.

Lebih lanjut Andi Baso Bone menjelaskan, dari silsilah tersebut, dapat dijelaskan bahwa Andi Amran Sulaiman ini, masih punya hubungan kekeluargaan dengan orang-orang besar di Bone.

Misalnya, Andi Fahsar M Padjalangi, A Veran Pawi, A Mangunsidi, A Muhammad, A Damis Nur. "Kita di Bone ini, adalah keturunan dari La Patau Matanna Tikka. Yang saya ketahui seperti itu, maka mestinya semua keluarga bersatu," tegasnya.

Dan, itu juga dibenarkan Andi Bau Zaldi, Andi Veran Pawi, A Panaungi Petta Wamo dan Andi Romi. "Dari awal saya sudah sampaikan, dan tidak berubah hingga saat ini, kami punya hubungan keluarga dengan Pak Mentan. Dari garis La Page Arung Mampu Arung Sijelling Arung Malolo ri Bone. Termasuk dengan Andi Damis Nur. Saya satu nenek dengan beliau," ujar A Panaungi Petta Wawo.

Hal sama juga ditegaskan Andi Veran Pawi. "Benar. Kami ada pertalian dari I Masing Arung Weteng. Saya berani katakan itu, di mana saja. Karena sangat jelas di silsilah Andi Amran keluarga kami," katanya.

Senada juga dikatakan A Romi Eka Tenrisau. "Masih di tahun 2019, sudah melakukan penelusuran nazab Andi Amran Sulaiman. Dan, betul disamping beliau keluarga besar kami, juga adalah keturunan Raja Bone," katanya.

Dan, itu semakin menguat setelah melakukan penelitian bersama Tim yang diketuai Andi Baso Bone. "Hasil yang kami dapatkan, semakin terang benderang. jelasnya.

Soal, penggunaan gelar Bau, Baso dan Andi, baik Andi Baso Bone maupun Andi Romi, tidak mau berkomentar lebih jauh. "Kalau soal itu, saya tidak bisa berkomentar banyak, bisa menimbulkan kesalapahaman," kata keduanya.

Hanya, berbicara soal Wari (Ketentuan adat tentang derajat kebangsawanan atau Cera', ada beberapa tingkatan. Mulai dari Pattola (Putra Mahkota), Rajeng Maccading, Rajeng Mattajeng, Rajeng, Cera' 1, Cera' 2 dan Cera' 3.

"Yang saya pahami Pattola, Rajeng Maccading dan Rajeng Mattajeng biasa digelari Bau. Rajeng, Cera' 1, Cera' 2 biasa digelari Baso dan Cera' 3 digelari Andi," jelas Andi Romi.

Seperti diberitakan sebelumnya, nazab atau garis keturunan Andi Amran Sulaiman semakin terang benderang, baik dari garis bapaknya Andi Sulaiman Petta Linta maupun dari garis ibunya Andi Nurhadi Petta Bau.

Andi Romi menegaskan hal tersebut. "Setelah kami melakukan penelusuran, meneliti di lapangan termasuk manuskrip dan buku register, jelas sekali garis keturunan dari bapaknya. Sama dengan dari garis keturunan ibunya, yang kami sampaikan sebelumnya. Kami bisa pertanggungjawabkan," tegasnya.

Dalam melakukan penelusuran/penelitian itu, dibentuk tim yang diketuai Andi Baso Bone dengan anggota Andi Asdar, Andi Ancu (Syamsul) dan dia sendiri. "Kami dapatkan stamboon No. 412/413 - 1 1/2 - B - 17 - 02 - 1940 yang ditetapkan tahun 1940 di Watampone oleh Andi Panggeleng Petta Tekko (Arung Sumaling) dan disahkan La Mappasere Arung Ta (Ketua Dewan Adat Tujuh Kerajaan Bone) mengenai nazab Bapak Andi Amran Sulaiman," jelasnya.

Kalau ditarik garis lurus dari atas, yakni mulai La Patau Matanna Tikka (Raja Bone ke-16) - La Pareppai To Sappewali (Raja Bone ke-19) - La Massalomo Ponggawa Bone - La Mappapenning - I Pincara Arung Sumaling - La Tenri Tappu Dg Masiga (Matinroe Ri Kassi Bantaeng).

Selanjutnya, La Mappebaso Dg Ma'jangka - La Mappellawa Dg Matteru - Andi Ahmad Dahlan Petta Tale dan Andi Sulaiman Petta Linta. "Andi Sulaiman Petta Linta inilah bapak dari Andi Amran Sulaiman. Jadi, sangat jelas sekali garis nazabnya. Yang pertanyakan tentang silsilah Andi Amran, belum muncul silsilanya sampai saat ini.

Bagi siapa saja yang mempertanyakan silsilah Andi Amran, silahkan membawa data yang dimilikinya," tutup Andi Romi.
Sementara itu, salah seorang keluarga dekat Andi Amran Sulaiman yakni Andi Maskul, mantan Kadis PMD era Bupati Bone, Andi Idris Galigo, mengetahui kebenaran cerita soal kakeknya La Mappebaso Dg Ma'jangka yang ketika itu, melamar putri Raja Bantaeng, namun belum diterima karena tidak diketahui asal usulnya.

Sehingga, kembalilah dia ke Bone bertemu keluarga besar raja Bone dan menceritakan apa yang dialaminya. Maka, diberilah Songkok Pulaweng, Keris dan Stamboon, untuk di bawa kembali ke Bantaeng sebagai bukti bahwa La Mappebaso Dg Ma'jangka ini adalah pejabat/ Keluarga kerajaan Bone. Saat itu kakek Andi Amran melamar anak Raja Bantaeng (karaeng Bore) yang di antar kerajaan Bone. Maka pernikahan dilanjutkan antara keluarga besar kerajaan Bone dan Bantaeng.

Nah, benda-benda pusaka itulah yang sampai kini, selalu dipertanyakan di mana keberadaannya oleh keluarga besar mereka hingga saat ini.

Dalam banyak kesempatan, baik itu nonformal maupun acara resmi, seperti dalam sambutan maupun pidato, acapkali Andi Amran Sulaiman menyampaikan perihal kemanusiaan dan kesetaraan.

Perhatian, keberpihakan dan kedekatan Amran kepada kaum papa dan masyarakat yang tertimpa musibah tidak diragukan lagi, yang terakhir dibuat lebih terorganisir dengan membentuk AAS Foundatian.

Besarnya empati Amran ini tentu bukan tanpa sebab. Sejak kecil dia sudah merasakan penderitaan bagaimana sulitnya ‘hidup’ dalam kemiskinan. Dalam beberapa tulisan tergambar bagaimana Amran kecil harus berjuang bersama saudara-saudaranya dengan bekerja keras untuk melanjutkan hidup dan agar mereka bisa terus bersekolah.

Dalam kondisi seperti itu, Amran dan saudara-saudaranya tidak pernah memperhatikan soal gelar Andi. Makanya ketika dokumen resmi keluar, seperti akte kelahiran, ijazah, dan lain lain, Amran tidak mempedulikan tidak ditulisnya gelar Andi. Bahkan, namanya juga tidak ada tambahan Sulaiman. Bagi mereka berjuang untuk hidup lebih penting dan utama untuk diperhatikan. Apalagi, ayah Amran, yakni Andi Sulaiman Petta Linta, memang pernah meminta agar anak-anaknya tidak perlu memakai gelar Andi.

Lantas mengapa sekarang Amran memakai gelar Andi. Ini tentu punya cerita tersendiri, jauh dari keinginan Amran yang low profile, dan sangat dekat dengan orang-orang miskin dan memandang derajat semua orang sama, karena sama-sama berasal dari Nabi Adam.

Bermula ketika masih bekerja di PTPN 14, seorang pegawai di bagian SDM yang mengetahui betul silsilah keluarga Amran dari Raja Bone, selalu menambahkan kata Andi di depan nama Amran, baik itu dalam lisan maupun tertulis dalam surat-surat.

Bahkan dalam SK di PTPN di tahun 1997, sudah tertera nama Ir. Andi Amran.
Kejadian lain adalah ketika ada kasus kriminal di tahun 2008, yang melibatkan orang lain yang bernama Amran. Ketika itu Amran lah yang disangka pelakunya dan dihubungi banyak wartawan dan diperiksa aparat penegak hukum.

Demikian pula ketika Amran kehilangan paspor, dia harus mengganti dengan nama yang lebih lengkap di paspor baru, Andi Amran Sulaiman dengan syarat harus melalui pengadilan. Dipengadilan harus bawa silsilah asli. Jadi pengadilan tidak sembarangan menerbitkan.

Namun umum diketahui, Andi Amran Sulaiman merupakan sosok yang sangat low profile serta sangat mengedepankan kesetaraan. Di berbagai kesempatan, Andi Amran bahkan tidak mempersoalkan gelar-gelar kebangsawanan itu. Dia lebih menekankan "kebangsawanan hati" dengan membangun dan membesarkan Andi Amran Sulaiman (AAS) Foundation yang bergerak dalam bidang kemanusian dan mengangkat harkat martabat anak bangsa Indonesia.

Kiprahnya sebagai sosok filantropi tidak diragukan lagi. “Kita semua ini anak cucu Nabi Adam. Kita semua sama dan sederajat, hanya akhlak yang baik yang membedakan kita. Marilah kita menebarkan kebaikan di muka bumi ini,” demikian yang selalu disampaikan Andi Amran Sulaiman. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version