Usai Kasus Petrus di Lapri, Kasat Intelkam Polres Bone Diganti

  • Bagikan

BONE--Kasat Intelkam Polres Bone kini diisi wajah baru. Pejabat lama, Iptu Yufsin dimutasi ke Polres Pelabuhan Makassar dengan jabatan yang sama (Kasat Intel Polres Pelabuhan Makassar).

Penggantinya, Iptu Syafriadi, sebelumnya menjabat sebagai kasat Intelkam Polres Pinrang.

Serah terima jabatan berlangsung di Halaman Mapolres Bone, Kamis 2 Januari kemarin atau sehari pasca kasus penembakan misterius yang menawarkan pengacara ternama, Rudi S Gani di Lapri. Selain Kasat Intelkam tiga Kapolsek juga bergeser, yakni Kapolsek Palakka, Kapolsek Ponre dan Kapolsek Ajangale.

Diketahui, Sat Intelkam Polres Bone selama dijabat Iptu Yufsin cukup banyak disorot. Iptu Yufsin dinilai terlalu jauh mencampuri urusan pilkada.

Serah terima jabatan Kasat Intelkam Polres Bone juga dilakukan usai viralnya kasus penembak misterius (Petrus) yang menewaskan seorang pengacara ternama, Rudi S Gani.

Hingga 4 hari sejak kasus penembakan tersebut, pelakunya hingga kini belum ditangkap

Praktisi kebijakan publik, Ali Anas mendesak kepolisian mengusut tuntas kasus ini. "Harus segera diusus tuntas kasus ini. Jangan biarkan masyarakat terus larut dalam ketakutan terkait adanya petrus (Penembak misterius) ini," ucapnya

Organisasi Perhimpunan Advokat Indonesia (Peradi) Sulawesi Selatan mendesak Polda Sulsel mengusut tuntas dan menangkap pelaku penembakan yang menewaskan pengacara Rudi S Gani (49) di Kabupaten Bone, saat korban sedang makan malam bersama keluarganya jelang tahun baru.

"Kami di sini selaku advokat dengan berbagai koalisi itu untuk mengusut sekaligus melakukan pengawalan terhadap perkara yang sedang berjalan ini," kata Sekretaris Pusat Bantuan Hukum Peradi Sulsel, Sainal Abdi, Kamis 2 Februari 2024.

Kasus penembakan terhadap pengacara, Rudi S Gani (49) terjadi pada saat korban bersama istri dan keluarganya sedang makan malam menjelang pergantian tahun baru di Kabupaten Bone, Selasa (31/12), sekitar pukul 21.50 WITA.

"Sementara makan-makan sama keluarga tiba-tiba ada suara ledakan langsung dia tergeletak begitu saja," kata istri korban Maryam di Makassar, Rabu (1/1).

Maryam menerangkan pada saat makan malam itu dirinya berada disamping korban, sementara rumahnya lagi direnovasi. Kemudian datang sebuah mobil yang parkir di depan rumah korban.

"Dia di samping saya, tidak ada (orang) karena gelap. Tidak ada diperhatikan, karena kita di situ sementara makan," ungkapnya.


Setelah ditembak korban langsung jatuh tergeletak, Maryam awalnya mengira suaminya mengalami pecah pembuluh darah.

"Saya belum melihat luka pada saat itu, pemikiran saya itu pecah pembuluh darah karena darah keluar, saya periksa ternyata tidak, saya periksa saya lihat ada memar di samping hidung. Terus baru saya tahu saat polisi bilang ini ditembak," ungkapnya.

Kata Maryam, suaminya meninggal setelah tertembak di bagian samping hidungnya. Jenazah korban saat ini telah dibawa dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Pangkep, Sulsel.

"Satu di bagian samping hidung, saya periksa hanya di bagian hidung," ucapnya.

Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra Muhtar menuturkan, pihaknya juga membentuk tim gabungan untuk mengusut kasus ini.

"Saat ini kami masih melakukan penyelidikan dan telah membentuk tim gabungan yang terdiri dari Reskrim, Intelkam, maupun unit Narkoba untuk menyelidiki kasus ini," kata Iptu Rayendra.

*

  • Bagikan