Retribusi Pasar di Bone Bocor, Diduga Ada Oknum Gelapkan Setoran Pedagang

  • Bagikan

Retribusi Pasar
-Target Rp2,5 miliar
Realisasi Rp1,3 miliar (50,75%)

*Retribusi Pelataran
Target Rp1,8 miliar
Realisasi Rp961 juta (51,4%)

*Retribusi Lods
Target Rp356 juta
Realisasi Rp131 juta (36,87%)

*Retribusi Kios
Target Rp344 juta
Realisasi Rp195 juta (56,62%)

-Retribusi Pasar Grosir/Pertokoan
Target Rp71,9 juta
Realisasi Rp43,9 juta

DIOLAH DARI BERBAGAI SUMBER

BONE, RADARBONE.FAJAR.CO.ID--Dana besar selalu digelontorkan untuk revitalisasi pasar. Tercatat sudah ada puluhan miliar anggaran yang habis untuk perbaikan puluhan pasar tradisional di Bone.
Ironisnya, dana yang digelontorkan tersebut tidak sebanding dengan pendapatan asli daerah (PAD), yang dipungut dari retribusi pasar.

Penelusuran RADAR BONE, hampir setiap tahun, PAD dari retribusi pasar tidak pernah capai target. Bahkan tahun ini, retribusi pasar realisasinya baru Rp1,3 miliar atau 50,75% dari target Rp2,5 miliar, retribusi kios yang baru mencapai Rp195 juta dari target Rp344 juta atau 56 persen dan retribusi lods yang lebih rendah lagi, baru mencapai 36 persen atau Rp131 juta lebih dari target Rp356 juta.

Padahal jika diuji petik, potensi PAD pasar sangat besar. Bisa mencapai Rp3 miliar bahkan lebih, jika dikelola dengan baik.

Kebocoran terjadi, karena banyaknya pedagang yang memilih berjualan di pelataran pasar.
Ini terlihat di Pasar Balle Kelurahan Palattae Kecamatan Kahu, Pasar Bajoe, Kelurahan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur dan Pasar Mare Kecamatan Mare.

Kios dan lods di dalam area pasar terbengkalai. Retribusi yang dipungut di pelataran pasar sebagian besar diduga dinikmati oknum. Tidak masuk ke PAD.

"Dugaan kebocoran itu yang saya kira harus diselesaikan. Kami pun akan mendorong agar bupati membuat sistem yang lebih baik," tegas Anggota Komisi II DPRD Bone, Herman ST.

Ia menegaskan, tidak masuk akal ketika capaian retribusi pasar baru diangka tersebut. Mengingat potensi PAD di sektor ini terbilang besar. Bahkan, ada beberapa pasar yang aktivitas pedagang setiap hari. Seperti Pasar Mare, Pasar Tradisonal Modern Palakka. Termasuk pasar-pasar di kecamatan yang aktivitasnya setiap tiga hari sekali dan lima hari sekali.

"Kalau ini kita hitung, tentu tidak masuk akal. Pertanyaannya, kemana retribusi yang dibayar pedagang setiap harinya. Jangan sampai justru ada oknum yang bermain. Setoran pedagang mengalir ke oknum, tidak tercatat di PAD," ucapnya.

Olehnya itu, politisi PAN ini meminta agar segera dilakukan uji petik dan perlu ada data terbaru jumlah pedagang. "Supaya mudah pengawasannya," tukasnya.

Ketua Komisi II DPRD Bone, A Muh Idris Alang menegaskan, pihaknya mendorong agar pemerintah membuat pengaturan sistem yang lebih baik. “Komisi II sudah meminta agar sistem penarikan retribusi pasar diperbaiki lagi,” jelasnya.

Ia menegaskan, perbaikan sistem perlu dilakukan. Tak hanya itu, perlu ada kajian serta solusi untuk menekan dugaan-dugaan kebocoran PAD dari pasar yang dikelola pemerintah.
Kabid Pasar, A Amir membantah adanya kebocoran retribusi pasar. Amir juga mengatakan penarikan retribusi bisa optimal ketika sudah ada perbup yang mengatur zona PKL.

"Misalnya PKL yang ada di pinggir jalan tidak bisa ditarik retribusinya, karena bukan di zona pasar. Tapi selama pedagang berada di lokasi pasar atau lokasi resmi, maka semua ditarik retribusinya. Itupun sekarang kalau belum capai target, karena penarikan retribusi masih jalan terus sampai akhir tahun," kuncinya.

*

  • Bagikan