Momen Hari Kartini, Kadis TPHP Bone Dampingi Jusmiati Terima Penghargaan Pahlawan Pangan

  • Bagikan

RADARBONE.FAJAR.CO.ID--Prestasi membanggakan diukir kartini asal Desa Lampoko. Dia adalah, Jusmiati yang diundang khusus Dirjen Otoda Kemendagri untuk menerima penghargaan pahlawan pangan pada momen puncak Hari Kartini yang akan digelar di Medan pada Rabu 17 Mei kemarin.

Turut mendampingi Jusmiati menerima penghargaan, Kadis TPHP Bone, HA Asman Sulaiman bersama istri.

Diketahui, Jusmiati dan Andi Asman merupakan sosok penting dibalik keberhasilan Desa Lampoko menjadi pemasok utama komoditas sayur di Kabupaten Bone. Jusmiati dikenal pencetus dan penggerak bagi ibu-ibu di desa itu, sehingga Desa Lampoko menjelma menjadi kampung hortikultura di Sulsel.

Kepada Penulis, Jusmiati didampingi suaminya, Usman SPd menceritakan perjuangannya saat awal merintis pekarangan pangan lestari di desanya. Saat itu, tahun 2016, periode awal suaminya, Usman menjabat Kepala Desa Lampoko.

"Malam itu saya diskusi sama bapak (Usman). Bapak bilang apa yang bisa kita lakukan bu di program 100 hari kerja, agar warga kita punya penghasilan sendiri. Saat itu saya usulkan bagaimana kalau kampung kita ini disulap menjadi sentra penghasil sayur," katanya.

"Memang waktu saya kades, saya niatkan 100 hari kerja untuk ubah kampung. Itu hari saya bincang sama ibu, utamanya untuk gerakkan ibu-ibu di desa," ujar Usman mengamini.

Jusmiati kemudian menawarkan ide untuk kembangkan tanaman sayur. Jadi yang dimanfaatkan adalah pekarangan rumah.
"Luar biasa perjuangan. Tidak mudah, penuh perjuangan, korban tenaga, materi dan pikiran," katanya.

Sampai-sampai, Jusmiati dan suaminya harus menggadaikan sawah untuk modal membeli bibit.

"Waktu itu kami gadaikan sawah. Saya ingat betul, hasil gadai sawah waktu itu, Rp59 juta. Kemudian kita beli bibit 5 dos untuk kemudian kami bagikan ke ibu-ibu untuk ditanam di pekarangan rumahnya," ucapnya.

Prosesnya kata Jusmiati juga tidak mudah. Dia bersama suaminya terus berupaya menyakinkan warga agar memanfaatkan pekaraan rumah maupun lahan kosong untuk tanaman sayur.
"Alhamdulillah, upaya ini berbuah manis. Lampoko kini menjadi sentra sayur di Bone. Berbagai penghargaan juga sudah diraih, termasuk penghargaan P2WKSS," ucapnya.

Jusmiati dan Usman mengaku, keberhasilan Lampoko menjadi sentra sayur di Bone juga tak lepas dari sosok Kadis TPHP Bone, HA Asman Sulaiman.

"Saat beliau menjabat Camat Barebbo, luar biasa bantuannya di periode awal kami menjabat. Beliau yang menyuplai bibit. Sampai sekarang perhatian Andi Asman untuk Lampoko sangat luar biasa," tukasnya.

Kini Lampoko kata Jusmiati sudah berkembang menjadi kampung holtikultura. Istana sayur untuk Kabupaten Bone. Bahkan banyak daerah yang melakukan studi tiru di Lampoko. Termasuk, Polbangtan Bogor.

Masyarakat kata dia juga sudah menikmati. "Taraf hidup masyarakat meningkat. Dari hasil menjual sayur, warga bisa membiayai kuliah anaknya hingga bisa membeli mobil," ucapnya guru honorer di taman kanak-kanak di Desa Lampoko itu.

Berkat perjuangannya tersebut, Jusmiati juga diundang khusus untuk menerima penghargaan dari Presiden RI, pada puncak hari Kartini di Medan pada 17 Mei nanti.

"Alhamdulillah, satu kesyukuran dan kebanggaan yang luar biasa bagi kami," ucapnya.

Kadis TPHP Bone, HA Asman Sulaiman SSos MM, juga mengaku bangga atas prestasi Jusmiati.

"Alhamdulillah ini kebanggaan bagi masyarakat Bone. Sekaligus menjadi contoh bagi kaum perempuan untuk berani mencoba," ucapnya.

Ia juga berharap, kedepan semakin banyak kartini-kartini berprestasi dari Kabupaten Bone. Khususnya yang bergelut di sektor pertanian. "Termasuk kita berharap, kedepan semakin banyak kampung holtikultura yang lahir seperti yang dicapai Desa Lampoko saat ini," tutupnya.

  • Bagikan