Inovasi Terbaru Taruna Ikrar: Terbitkan Peraturan Kepala BPOM RI Tentang Radiofarmaka

  • Bagikan

JAKARTA--Taruna Ikrar sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menerbitkan Peraturan BPOM Nomor 17 tahun 2024 tentang perubahan atas Peraturan BPOM Nomor 12 tahun 2022 tentang Cara Pembuatan Obat yang Baik di Rumah Sakit.

Menurut Taruna, pembaharuan penting dalam peraturan baru ini di antaranya yakni menghapus kewajiban sertifikasi cara pembuatan obat yang baik (CPOB) bagi Rumah Sakit yang hanya melakukan compounding dan dispensing sediaan radiofarmaka.

"Namun tetap menerapkan standar CPOB dan merujuk ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan yang mengatur mengenai standar pelayanan kefarmasian," kata Taruna, di Jakarta, Jumat (22/11/2024).

Untuk diketahui ujar taruna, compounding peracikan atau pencampuran obat sesuai dengan resep atau instruksi dokter.

Sementara dispensing merupakan penyiapan obat sesuai dengan resep atau instruksi dokter dan Rumah sakit wajib menerapkan dan memperoleh sertifikasi CPOB. Sedang untuk kesediaan radiofarmaka adalah
rumah sakit yang melakukan kegiatan sintesis dalam proses produksi radiofarmaka.

"Update ini didasarkan pada kajian yang dilakukan oleh BPOM yang merujuk pada guideline Badan Tenaga Atom Internasional: Operational Guidance on Hospital Radiopharmacy dan benchmarking terhadap negara lain seperti Australia dan Singapura," kata Taruna Ikrar.

Menurut Taruna Ikrar, peraturan Kepala BPOM yang diterbitkan ini merupakan bentuk inovasi atau reformasi perizinan yang dilakukan oleh BPOM.

Ketua Harian Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA UNHAS), Taruna Ikrar juga menjelaskan filosofi 'Menjulang, Membumi, dan Mengangkat' dalam kepemimpinannya di BPOM.

Filosofi tersebut dianggapnya sederhana, namun memiliki makna dalam yang membimbingnya melayani masyarakat luas.

Ia menyatakan, BPOM memiliki visi dan cita-cita yang sangat dibutuhkan rakyat.

Filosofi menjulang yang dipegangnya karena ia memandang penting untuk melayani kebutuhan rakyat di seluruh pelosok Indonesia.

"Selain menjulang, pentingnya mimpi tersebut diaplikasikan agar bisa benar-benar dirasakan.
Mimpi yang mampu diaplikasikan, cita-cita yang menjulang tadi bisa diaplikasikan," jelas Taruna. (*)

  • Bagikan