Oleh: Nurdiana ([email protected]), Nildayanti ([email protected]), Musdalifah ([email protected]), Lastry Perakawardani ([email protected]), Andi Nur Elisa Hasbar ([email protected]), Ika Dwi jaksana ([email protected]), Arwan ([email protected]), Ahmad Sulwahdiman Huseng, Kurniaawan ([email protected]), Muhammad Yany, SE., M. Si ([email protected])
Mahasiswa UNIM Bone
Di daerah Sulawesi Selatan tepatnya di kabupaten Bone dikenal yang namanya songkok recca’ atau songkok pamiring dan biasa juga disebut songko to Bone.
Songkok recca’ adalah bagian dari pakaian raja dan bangsawan pada zaman dulu namun sekarang berkembang menjadi pelengkap pakaian adat bugis yang bisa dikenakan siapapun.
Songkok recca’ sekarang ini telah menjelma menjadi bagian yang tidak bisa terlepaskan dari masyarakat Bone. Meski songkok recca‘ telah dipakai oleh masyarakat umum, namun hal itu tidak mengurangi nilai songkok recca’ itu sendiri karena faktor sejarahnya yang panjang sehingga songkok recca’ ini menjadi ikon bagi Kabupaten Bone.
Disisi lain pembuatan songkok recca’ yang masih menggunakan teknik manual menjadikan songkok recca’ ini mempunyai nilai lebih tersendiri.
Desa Paccing merupakan salah satu wilayah Kabupaten Bone yang merupakan sentra produksi Songkok Recca, terletak di Dusun Sawangnge, Desa Paccing, Kecamatan Awangpone, berbatasan dengan kota Bone di sebelah utara Bone, sekitar 9 km dari kota.

Kebanyakan masyarakat Sawangnge sudah ahli dan tahu cara menenun Songkok Recca', Songkok Recca dibuat dari pelepah daun lontar dengan cara dipukul (dalam bahasa Bugis: direcca-recca).
Songkok recca merupakan karya kearifan lokal berupa penutup kepala yang dikenakan para bangsawan Bugis Kabupaten Bone dengan warna dan bahan yang khas serta sejarah dan filosofinya. Perkembangan industri songkok recca telah dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Bone secara turun temurun, namun dalam proses perkembangannya, industri songkok recca menemui kendala dalam perkembangannya, terutama kontribusinya terhadap pembangunan daerah di desa-desa yang ada di Kabupaten bone.
Pemakaian songkok recca (to bone) sering dipakai pada waktu-waktu tertentu seperti pada acara adat, ulang tahun, pernikahan, dan lain-lain. Penggunaan songkok recca khususnya di Kabupaten Bone diperbolehkan oleh pemerintah dan wajib dipakai setiap hari Jumat bagi laki-laki, hal ini telah diatur dan diperkuat dengan diundangkannya Peraturan Bupati Kabupaten Bone Nomor
19 Tahun 2016 tentang Perubahan Peraturan Bupati Kabupaten Bone pakaian resmi pegawai negeri.
Songkok Recca yang bermotif lapisan emas dikenal juga dengan nama Songkok Pamiring. Pada zaman kerajaan Bugis, benang emas yang melilit Songkok Pamiring mempunyai arti yaitu semakin tinggi lingkaran emasnya, tandanya semakin tinggi pula kebangsawanan pemakainya, hanya tersisa sekitar satu sentimeter saja tanpa balutan emas. Pada saat itu ada aturan yang berlaku bagi pemakai Songkok Pamiring, dimana para bangsawan tinggi atau mereka yang menjadi raja dan juga bagi putra raja yang dianggap berdarah biru (Maddara Takku), putra Mattola, boleh menggunakan songkok pamiring yang seluruhnya terbuat dari bahan murni benang emas.
Mitra utama dalam penelitian ini adalah BUMDES (Badan Usaha Milik Desa) yang berlokasi di di desa Pacing Kec. Awangpone. BUMDES merupakan usaha desa yang dikelola oleh Pemerintah Desa, dan berbadan hukum. Pemerintah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa.
Pembentukan Badan Usaha Milik Desa ditetapkan
dengan Peraturan Desa. Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa terdiri dari Pemerintah Desa dan masyarakat desa setempat.
Metode Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan dengan beberapa metode pelaksanaan, termasuk dalam hal sharing dengan Mitra dan melakukan produksi serta melibatkan warga lain yang memiliki usaha songkok recca di Desa Pacing.
Kunjungan pengrajin songkok recca to bone dilakukan sejak tanggal tanggal 24 Agustus sampai tanggal 14 September 2023.
Langkah-langkah Pelaksanaan
Pra Kegiatan mencakup identifikasi BUMDES atau warga desa pacing dan Tim KKN-DIK Angkatan III Universitas Muhammadiyah Bone dan persiapan kegiatan penelitian. Selanjutnya, pada kegiatan pertama, kegiatan dilakukan dengan sosialisasi dengan masyarakat terkait songkok recca to bone yang dilaksanakan di Desa Pacing. Selama kegiatan, melibatkan pengumpulan informasi untuk mengetahui partisipasi masyarakat.
Hasil dan Pembahasan
Pelaksanaan Penelitian kepada Masyarakat di desa Pacing, Kecamatan Awangpone dilaksanakan dengan adanya kerjasama antara mitra yaitu BUMDES atau warga pengrajin lain yang ada pada desa pacing.
Berdasarkan informasi yang kami kumpulkan melalui wawancara dan observasi awal pada mitra mengindikasikan bahwa warga desa pacing masih banyak yang belum mengetahui cara pembuatan songkok recca dan minim dalam promosi atau pemasaran secara online.
Berdasarkan hasil yang kami peroleh, program pengabdian masyarakat ini memiliki peran penting dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terkait kreatifitas dalam pembuatan songkok recca to bone. Melalui edukasi dan sosialisasi yang baik, dengan harapan masyarakat akan lebih memahami bagaimana membuat songkok recca yang lebih menarik dan cara pemasaran secara luas dalam sosial media.
Kesimpulan yang dapat diberikan adalah dengan adanya pendekatan edukasi dan sosialisasi yang tersusun dengan baik, maka penelitian dapat berjalan dengan lancar dan pemahaman masyarakat desa paccing kec. Awangpone meningkat terkait dalam pembuatn songkok recca yang lebih kreatuif dan inofatif serta menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa dengan adanya pemasaran produk secara online produk lebih mudah untuk di ekspor luas di seluruh indonesia.
Kami juga menyarankan, untuk membentuk usaha produk lokal yang dikenal oleh masyarakat luas hendaknya selalu meningkatkan setiap kinerja dan mempromosikan usaha dengan cara yang kreatif dan inovatif.
Terakhir, ucapan terima kasih kepada BUMDES atas kerjasama yang baik sehingga penelitian yang kami lakukan dapat berjalan dengan lancar serta kepada seluruh pihak yang senantiasa berkontribusi dalam setiap kegiatan selama berlangsungnya penelitian yang kami lakukan di Desa Pacing Kec. Awangpone.
*