WATAMPONE, RADARBONE.FAJAR.CO.ID-Desa Matajang dan Desa Liliriattang menjadi perhatian khusus Bupati Bone dalam rapat evaluasi anggaran tahun 2022. Kedua desa ini realisasi dana desanya masih 0%.
"Apa masalah ini? Desa Matajang kan sudah Pltnya," tanya Bupati kepada Kadis PMD dan Camat Amali.
Kadis PMD Bone Andi Gunadil Ukra menjelaskan Desa Matajang kepala desanya bermasalah hukum, sementara Desa Liliriattang ada pekerjaan 2021 belum selesai sehingga direkomendasikan tak bisa melakukan pencairan.
"Kedua desa ini memang bermasalah," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Fahsar meminta agar kedua desa ini segera dicarikan solusi. Jangan karena persoalan 2021 terhambat 2022.
"Coba Inspektur sikapi ini, jangan karena 2021, 2022 melempeng," tandasnya.
Fahsar juga meminta kepada Kadis PMD dan Camat agar terus melakukan pembinaan kepada teman teman kepala desa.
"Maksud saya kalau sudah dikasi peringatan, solusi, apa boleh buat. Berarti dia yang tidak maukan. Inspektur sudah panggil, sudah ada temuan, minta perbaiki tidak mau, diberhadapkan dengan APH tidak mau. Ya apa boleh buat didorong saja. Jangan sampai ada pembiaran gitu. Artinya kita mau membantu dan menolong akan tetapi jangan sampai seperti inikan," tandasnya.
"Maksud saya sudah dikasikan solusi cara terbaik, laksanakan itu, apalagi kita tau ada konsekuensi, apalagi sudah berproses. Sama sama yang seperti ini. Didekati, jangan diliat liati. Karena ini akan berpengaruh kepada 328 desa terhadap kinerja penyerapan anggaran. "Untuk itu saya minta diperhatian ini," tandasnya.
Fahsar juga tak memungkiri banyak desa yang bagus. Kalau bicara desa, ia juga memberikan apresiasi karena status desa mandiri di Bone bertambah, tidak ada lagi desa tertinggal.
"Artinya kemajuan terhadap penilaian prestasi kinerja desa kita Alhamdulillah bagus tetapi kan seperti 0% realisasi anggara ini mencederai desa yang sudah berhasil. Itu punya pengaruh karena kita tau sendiri jelek lebih gampang tampil terekspos dari pada yang bagus," imbuhnya.
(*)
