Potret Penyuluh Pertanian di Bone, Beban Berat Gaji Rendah

  • Bagikan

Dinas TPHP Usulkan Kenaikan Honor

BONE, RADARBONE.FAJAR.CO.ID--Sejumlah tenaga harian lepas (THL), penyuluh swadaya dan penyuluh honor Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Bone, mengeluhkan penerimaan honorarium kerja.

Mereka menilai upah yang diberikan belum sepadan dengan tuntutan kerja. Keluhan itu disampaikan perwakilan penyuluh pertanian ke DPRD Bone.

"Kami kerja di lapangan mendampingi petani lima hari kerja dalam satu minggu, bahkan bisa satu minggu full, karena memang petani bahasanya tidak ada libur, kami harus siap dalam semua kondisi," kata salah seorang penyuluh pertanian.

Sementara, honor atau uang transport yang diterima hanya Rp150 ribu perbulan.
"Kami berharap ada perhatian dari pemerintah daerah. Kami minta ada tambahan honor," tutur dia.

Anggota Komisi II DPRD Bone, Herman ST mengaku miris dengan kondisi penyuluh pertanian sekarang. Ia menegaskan, perlunya tambahan honor bagi tenaga penyuluh pertanian di Bone.

"Kalau Rp150 ribu perbulan honor yang diterima, memang sangat kecil. Sementara satu orang penyuluh, minimal tangani dua sampai tiga desa," ucapnya.

Ia mengaku, tambahan honor penyuluh pertanian yang diusulkan melalui APBD 2023 harus menjadi prioritas.

"Ingat, penyuluh merupakan garda terdepan mensukseskan program pemerintah. Mereka yang turun langsung ke lapangan, sosialisasi ke petani. Mereka adalah pejuang pangan jadi harus diperhatikan juga kesejahteraan teman-teman penyuluh kita," tegas politisi PAN itu.

Kepala UPT Penyuluh Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Bone, Akifah Aksa mengaku anggaran untuk tambahan transport penyuluh pertanian sudah diusulkan di APBD 2023.

"Kita usulkan uang transport teman-teman penyuluh setiap bulan itu, Rp500 ribu. Karena kalau mengacu upah yang diterima selama ini sebesar Rp150 ribu, itu sangat kecil memang," ujarnya.

Sementara lanjut Akifah, banyak kegiatan yang harus mereka fasilitasi. "Idealnya satu desa satu penyuluh. Namun karena keterbatasan jumlah penyuluh kita, jadinya ada satu penyuluh yang tangani sampai 5 desa. Bahkan ada lebih," tukasnya.

Akifah sadar, beban kerja penyuluh sangat berat. Apalagi saat ini, ada program IP400. "Beban kerja mereka berat. Ada banyak program yang harus mereka dampingi. Tugas mereka kan melakukan penyuluhan langsung di kelompok tani," kuncinya.

  • Bagikan