Mengadu ke DPRD Bone, Warga Polewali Minta Pemda Bangun Jembatan Permanen

  • Bagikan

BONE, RADARBONE.FAJAR.CO.ID--Warga Desa Polewali Kecamatan Kajuara, mendatangi Kantor DPRD Bone, Senin 8 Agustus 2022. Mereka mendesak pemerintah daerah agar segera melakukan penanganan darurat pasca jembatan gantung di desa itu ambruk.

Diketahui, saat ini masyarakat di dua desa yakni Polewali dan Mallahae, harus menggunakan perahu untuk menuju Desa Awang Tangka.

Sekali menyeberang, warga harus membayar Rp2 ribu. Koordinator pembawa Aspirasi, Suparman meminta agar untuk sementara dibangun jembatan terapung untuk memudahkan akses warga menuju ibu kota kecamatan. "Namun yang menjadi tuntutan utama kami adalah supaya dibangun jembatan permanen dengan konstruksi beton. Karena untuk jembatan gantung memang sudah tidak layak," ucapnya.

Apalagi pada musrenbang tahun 2020 lalu, pembangunan jembatan permanen di Desa Polewali menjadi usulan prioritas. "Kita akan kawal ini. Kita berharap supaya menjadi prioritas di 2023," tegasnya.

Aspirasi warga diterima Anggota DPRD Bone, A Muh Idris Alang dan Bustanil Arifin Amri. Dihadapan warga, Bustanil menegaskan, perlunya penanganan ekstra, mengingat jembatan tersebut menjadi urat nadi masyarakat di dua desa di Kecamatan Kajuara.

"Kita meminta agar usulan ini bisa menjadi prioritas di APBD 2023. Saya akan kawal ini," tegas Ketua Fraksi Gerindra Bone tersebut.

Diketahui, jembatan Polewali runtuh Jumat malam 5 Agustus 2022 dan nyaris merenggut belasan nyawa.
Peristiwa itu bermula saat rombongan warga mengantar kerabatnya yang sakit. Warga yang sakit tersebut hendak dibawa ke Puskesmas Kajuara.

Dalam rombongan tersebut ada Kepala Desa Polewali, Hamrun. Saat warga yang sakit tersebut sudah diseberangkan, kepala desa bersama belasan warga lainnya kemudian menyusul. Namun saat sampai ditengah, jembatan ini tiba-tiba bergoyang dan ambruk. Sang kades dan belasan warga lainnya tercebur ke sungai. Beruntung cepat dievakuasi.

*

  • Bagikan